Kisah Abu Nawas, tak ada habisnya untuk diceritkan hingga kapan pun.
Seperti pada kali ini, Kisah Abu Nawas Blog akan mengisahkan sepak
terjang, kecerdikan Abu Nawas dalam menyelamatkan rajanya dari
rongrongan para pengkhianat.
Selidik punya selidik, ternyata yang telah melakukan pengkhianatan
adalah para menteri raja sendiri. Berkata bantuan Abu Nawas yang pandai
ini, akhrinya bisa ditemukan juga nama menteri yang telah berkhianat.
Berikut Kisahnya.
Pada suatu hari di kerajaan yang dipimpin oleh Raja Harun Ar-Rasyid
telah terjadi huru hara. Rakyatnya tidak lagi mendapat ketenangan
seperti biasanya karena telah terjadi penculikan dan pembunuhan yang
misterius.
Raja
dan para prajuritnya akhirnya mengetahui bahwa huru-hara tersebut bukan
datang dari musuh, namun dari dalam istana sendiri yang diotaki oleh
para menterinya.
Namun, raja sangat kesulitan untuk mencari siap yang berseongkol
terhadap tindakan penculikan dan pembunuhan tersebut karena dia melihat
bahwa para menterinya semuanya taat kepadanya.
Dari itu, dipanggillah Abu Nawas yang dikenal memiliki otak yang cerdas.
"Kahir-akhir ini aku gelisah, seolah ada seseorang yang hendak
mengkudeta kerajaanku. Apa ada yang salah dengan kepemimpinanku?" tanya
raja kepada Abu Nawas.
"Ampun beribu ampun baginda, apa yang bisa hamba lakukan untuk membantu?" tanya Abu Nawas.
"Begini wahai Abu Nawas, berilah cara kepadaku untuk menguji kesetiaan para menteriku," kata raja dengan iming-iming hadiah.
"Baiklah paduka, berilah hamba waktu sehari saja agar bisa memikirkan
caranya," ujar Abunawas sambil bernjak meninggalkan rajanya.
Tes Kesetiaan menteri-menteri.
Setibanya di rumah, Abunawas berpikir keras untuk menemukan cara yang
terbaik dan jitu. Karena kelelahan, Abu Nawas akhirnya tertidur dengan
lelapnya.
Pada keesokan harinya ketika ia hendak shalat subuh,ia menemukan sorban
yang berbau tidak sedap. Sorban itu memang telah lama tidak dicuci oleh
istrinya. Dari situlah Abunawas menemukan cara jitu untuk menguji
kesetiaan para menteri kerajaan.
Setelah shalat subuh, Abu Nawas segera bergegas menuju istana kerjaaan untuk menghadap Raja Harun Ar-Rasyid.
Abu Nawas meminta raja untuk bersandiwara seolah telah memiliki sorban sakti.
Raja Harun seteju dan melakukan apa yang telah diperintahkan oleh Abu Nawas.
Setelah itu, maka dikumpulkanlah kelima menterinya untuk menghadap.
Di hadapan para menteri itu, raj mengatakan bahwa ia telah mendapat
hadiah berupa sorbansakti hasil pemberian dari kerajaan lain. Dan salah
satu kesaktian sorban itu adalah bisa menentukan masa depan kerajaan di
masa yang akan datang.
"Wahai para menteriku, bantulah aku untuk menentukan masa depan negeri ini," titah raja.
"Bagaimana caranya wahai Baginda?" tanya salah seorang menteri.
"Masing-masing dari kalian, coba ciumlah sorban hadiah ini secara
bergantian. Apabila berbau wangi, maka kerajaan ini akan abadi. Namun,
billa baunya busuk, maka kerajaan ini tidak akan lama lagi akan segera
runtuh," jelas raja.
Kehebatan Sorban Usang.
Sesuai dengan perintah raja, para menteri satu persatu memasuki ruangan
untuk mencium sorban sakti tersebut. Setelah semuanya telah mendapatkan
giliran, maka dikumpulkanlah lagi menteri-menterinya.
"Bagaimana baunya," tanya raja.
"Sorban ini baunya sangat harum, niscaya kerajaan ini akan abadi," jawab menteri pertama.
Menteri kedua dan ketiga menjawab sama dengan menteri pertama. Intinya adalah mereka berusaha untuk membuat rajanya senang.
Giliran menteri keempat dan kelima angkat bicara.
Di luar dugaan, menteri keempat dan kelima ini mengatakan bahwa sorban sakti tersebut baunya busuk dan menyengat hidung.
Mendengar penyataan menteri keempat dan kelima itu, raja kahirnya
membuka rahasia bahwa sorban yang dikiranya sakti tersebut adalah milik
Abunawas yang sudah usang dan tidak dicuci lama sekali.
Bergetarlah badan dari menteri pertama,kedua dan ketiga.
"Kini aku tahu siapa diantara kalian yang telah berkhianat kepadaku.
Kalian telah terbukti berbohong dan kalian pantas untuk masuk penjara,"
ujar raja Harun.
Menteri pertama,kedua dan ketiga segera ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara.
Kepada menteri keempat dan kelima, Raja Harun memberikan hadiah kepada
mereka karena kesetiaan yang telah diberikan. Tak lupa juga, Abu Nawas
mendapat bagian hadiah yang telah dijanjikan oleh Raja Harun kemarin
hari.